Wednesday, January 14, 2009

Cara gw ngelancarin conversation

Oleh: Mochamad Ismail
Ada yang bilang kalo ngomong [ baca: percakapan ] bahasa inggris ( english ) itu susah-susah gampang. Awalnya susah, tapi kalo udah biasa kok rasanya gampang ya.
Siapa bilang…! Gak juga tuh, buktinya teman saya, gelarnya sarjana, pinter, tapi kalo soal english sampe botak jeruk gak bisa-bisa. Jadi gimana dong…?

mmm… ( sambil ngangguk-ngangguk hehehe), masalahnya bukan gak bisa tapi belum apa-apa udah nyerah duluan. Udah tahu English bukan bahasa kita ya pasti gak gampanglah apalagi ngegampangin, ya, kan!

Setiap orang pastinya dikaruniai oleh Allah kemampuan meskipun berda-beda, tapi untuk belajar sebuah bahasa seperti conversation saya pikir cuma masalah niat, kemauan dan metode belajar plus mental pantang malu.

Buktinya banyak teman-teman saya di IEC ( Intensive English Course )yang conversationnya lancer meski belum bagus pronounciation dan banyak salah grammarnya tapi kalo lagi ngoceh udah seperti bule. Maju terus pantang mundur man! Padahal dia lulusan SMA. Akhirnya dengan bisa English sekarang mereka bisa bekerja di travel atau kapal pesiar malah ada teman saya yang married sama bule gara-gara nemenin si cewek bule ( baca: jadi guide ) ke Bali.

Tapi kalo bisa jangan cuma nekad doang, grammarnya dibetulin juga. Jangan sampe englishnya dibilang english pasar. Kalo bisa lebih educated lah( lancar & grammarnya benar ). Kalo English nye bener masuk ke level pekerjaan mana aja kan bisa fleksibel.

Ini yang saya lakukan ketika aktif belajar English ( bukan sok ngajarin loh ini Cuma cerita aja ):

Pertama: Selain ikut kursus saya juga aktif pada kegiatan di luar kelas. Aktif di drama club drama (dialog in english ), learning centre (grammar centre) dan Sunday meeting club ( free program: discussion, singing, games, hanging around, etc ). Di sunday meeting club saya pernah jadi chairman ( mungkin saya dipilih karena ga pernah absen ).

Kedua: Saya juga sering nongkrong ( baca: ngobrol santai ) di tempat-tempat banyak bulenya seperti di jalan jaksa atau stasiun gambir. Deketin si bule trus ajak ngobrol. Ada teman saya yang nemenin cewek bule ke bali, eee… mereka malah married.

Ketiga: Memiliki beberapa buku tambahan seperti kamus lengkap karangan John M Echols & Hassan Shadily Inggris - Indonesia, Indonesia - Inggris, kamus Inggris – Inggris seperti Oxford atau Websters, kamus idiom seperti american idiom, buku-buku yang mengulas lebih detail tentang grammar, conjunction, preposition, tenses, nouns & pronouns, verb & adverb, etc, novel atau buku cerita lainnya.

Keempat: Baca novel, Nonton film atau berita. berbahasa inggris.

Intinya, dimanapun berada saya ngobrol pake English dan selalu bawa buku grammar dan kamus lengkap.
Mudah-mudahan langkah yang pernah saya lakukan ini minimal dapat bermanfaat buat teman-teman yang masih belajar. Oh ya,… hampir lupa, kalo ada yang mau nambahin atau memberi kritik dan saran silahkan aja. Saya dengan senang hati menerimanya.

Note: Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman saya belajar English tahun 1987 sampai 1989 di IEC Gambir.

> Artikel ini saya tulis pada bulan Juni, 17, 2008 di justduit.wordpress.com

Bila artikel ini bermanfaat untuk anda, silahkan Klik Disini untuk berlangganan artikel terbaru Izmild Blog GRATIS melalui email.

Bila artikel ini bermanfaat untuk anda, silahkan Klik Disini untuk berlangganan artikel terbaru Izmild Blog GRATIS melalui email.

2 comments:

adrie said...

Yup, kalau urusan english mah yang penting ngoceh dulu, urusan grammar belakangan.

IZMILD BLOG said...

Betul mas Adrie... Ma kasih ya udh komen. Salam!

Mengembalikan jati diri bangsa

"Kini saatnya kita mengembalikan jati diri bangsa demi mewujudkan cita-cita luhur membangun negeri yang makmur dan sentosa. Ayo blogger Indonesia kita sukseskan kontes SEO mengembalikan jati diri bangsa!"